Showing posts with label Cerita harian. Show all posts
Showing posts with label Cerita harian. Show all posts

Saturday, 24 May 2014

Lanjutan Pagi Menjelang...

"Iya Ma...", jawab Altaff singkat dan kurang bersemangat.
Ada rasa tak nyaman melihatnya kurang bersemangat di pagi untuk mengahadapi ujian hari pertama. Aku selalu berkeyakinan bahwa sudah seharusnyalah kita bangun di pagi hari dengan senang, menyambut hari dengan semangat, menatap manusia-manusia dengan ceria tapi bukan tebar pesona lho ya. 
"Taff, semangat dong, ngga terlambat kok", kudekati Altaff sambil ku pegang pundaknya.
"Mama sudah pesan ke Pak Said kalau seminggu ini selama Ujian,  Pak Said akan mengantar Altaff ke sekolah", kataku dengan pelan dan agak lambat.
"Oh berarti masih ada 10 menit lagi Ma...kan kalo dengan ojek jam 6 lewat 5 berangkatnya", terang Altaff dengan cepat dan suara yang tak kalah denganku tadi pada waktu aku membangunkannya. 
Kulihat wajahnya berubah dari yang tampak lemes ke wajah yang berseri seri karena mengetahui ada waktu 10 menit lagi. Altaff dengan sigap mengambil remote tv dan memilih channel Discovery.  
Tak kusangka ternyata dalam waktu yang sedikit ia masih menyempatkan untuk menonton. 

Pagi menjelang ujian daerah

"Ayo bangun dong....".

"Oh aku kesiangan", teriakku di hari senin bertepatan hari pertama Ujian Daerah SD.
"Taff, jam setengah enam...lekas bangun, mandi dan sholat subuh", ucapku dengan nada tinggi kepada Altaff yang saat itu akan menghadapi ujian. Entah kenapa aku kerap membangunkan Altaff, putra keduaku dengan nada yang lebih tinggi di bandingkan dengan saudara-saudaranya yang lai, ku akui itu tak pantas dan tak di perkenankan. 
"Taff, kok masih di situ aja, lekas bangun waktu terus berjalan kan"
" Altaff kan ujian sekarang, ayo lekas berkemas". Sambungku dengan nada masih tinggi tanpa maksud memarahi atau menghentak.
"Iya, iya Ma...", jawab Altaff dengan malasnya sambil berlalu ke kamar mandi.
"Wah sudah jam 6 kurang 15 menit", sontak Altaff sadar kalau dia harus segera berkemas.
Dia pun segera mengambil handuk, tanpa tahu handuk siapa yang ia ambil. Tak sampai 5 menit, tak terdengar bunyi gayung yang berisik mendebur air dalam bak, Altaff keluar dari bilik kamar mandi dengan wajah yang was was seakan- akan ia tahu kalau ia pasti terlambat untuk ujian. 
"Mama sudah dadar telur, makan dulu, tenang, jangan lupa berdoa". Kataku sambil berlalu menuju dapur menyediakan sarapannya. 
"Ada teh juga nih Taff, di minum ya, dan juga vitamin ya", sambungku kepadanya.